Wednesday, November 27, 2013

Guru Les Privat Jakarta Timur - Manggis Siap Diekspor ke Cina

Guru Les Privat Jakarta Timur - Selama ini Cina adalah pasar terbesar ekspor manggis dari Indonesia. Pada 2012, nilai ekspor manggis ke berbagai negara di dunia mencapai US$ 17,5 juta. Khusus ke Cina, nilai ekspor manggis tercatat US$ 8,73 juta, mengungguli Hong Kong dan Taiwan.

Guru Les Privat Jakarta Timur



Namun, pada Februari lalu, secara tiba-tiba Cina menolak buah manggis dari Indonesia. Alasannya, kandungan cadmium pada buah manggis Nusantara itu mencapai 0,065 mg per kilogram (kg). Kadar ini melebihi standar batas maksimal yang ditentukan Cina yang sebesar 0,05 mg.


SPREISHOP - Penolakan tersebut terjadi atas 1.200 ton manggis asal Bali. Kasus itu terungkap setelah adanya surat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Cina yang ditujukan kepada Direktur Ekspor Pertanian dan Kehutanan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan.


Data Kementerian Pertanian menunjukkan, sejak penolakan, ekspor manggis ke Cina menurun drastis. Hingga April 2013, tercatat hanya 212 ton manggis yang bisa masuk Cina. Padahal, pada 2012, realisasi ekspor manggis ke Cina mencapai 8.229 ton.


Dedi menerangkan, selain diekspor ke Cina, manggis telah memasuki pasar Hong Kong, Malaysia, Uni Emirat Arat, Singapura, Saudi Arabia, Prancis, dan Vietnam. Rencananya, selain Cina, Indonesia akan mencoba mengekspor secara resmi ke Korea. "Selama ini ada, tapi hanya sporadis dan percobaan," ujarnya.


Pertengahan bulan ini, Menteri Pertanian Suswono juga berhasil membuka pasar manggis ke Selandia Baru. Melalui perjanjian kerja sama perdagangan, terhitung sejak 13 November 2013, Indonesia bisa mengekspor manggis ke negara itu tanpa batasan volume.


Ketua Asosiasi Sayur dan Buah Indonesia, Hasan Djony Widjaya, menilai ekspor buah segar Indonesia ke Cina seharusnya tak menjadi masalah. Jika dibandingkan dengan impor buah dari Cina ke Indonesia, ekspor buah segar dari Indonesia ke Negara Tirai Bambu masih sangat kecil."Jadi sebenarnya untuk negosiasi sangat besar kemungkinannya termasuk untuk manggis," kata Hasan saat dihubungi kemarin.


Hasan mengatakan selama ini Cina telah berlaku tidak adil atas buah-buahan dari Indonesia. Seharusnya Kementerian Pertanian memiliki posisi tawar yang sangat besar terhadap pemerintah Cina. "Kita harus mengancam Cina. Coba, kalau Indonesia melakukan hal yang sama, berapa besar kerugian Cina?" ucapnya.